Sabtu, 12 Februari 2011

BENARKAH BULAN SHAFAR BULAN SIAL ???

Benarkah Bulan Shafar Bulan Sial?


Banyak orang yang beranggapan bahwa bulan ke-2 dalam kalender hijriyah ini (yaitu bulan shafar) sebagai bulan sial. Yang sangat disesalkan, anggapan tersebut juga diyakini oleh sebagian kaum muslimin.




Sehingga, karena dianggap sebagai bulan sial, maka tidak boleh punya hajatan pada bulan tersebut, atau melakukan pekerjaan-pekerjaan penting pada bulan tersebut, …dsb, karena dianggap akan mendatangkan bencana, atau ketidakberhasilan dalam pekerjaan dan urusan yang lain.

Menganggap sial waktu-waktu tertentu, hewan-hewan tertentu, atau sebuah peristiwa tertentu, serta sebuah mimpi tertentu adalah sebuah anggapan yang tidak dibenarkan di dalam Islam.

Hal tersebut merupakan keyakinan yang tidak boleh diyakini oleh seorang muslim, karena merupakan warisan dari adat istiadat jahiliyyah para penyembah berhala (para pelaku kesyirikan).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah melarang kita untuk menjadi pelaku kesyirikan dan menyerupai mereka. Serta segala keyakinan-keyakinan syirik tersebut telah diberantas oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dengan membawa Agama Islam yang mengajarkan “At-Tauhid”. (red)

Berikut ini penjelasan beberapa Ulama’ berkaitan dengan permasalahan tersebut.

Al-Lajnah Ad-Da`imah lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta` (Komite Tetap untuk Riset Ilmiyyah dan Fatwa) Kerajaan Saudi ‘Arabia

Pertanyaan : Sungguh kami telah mendengar tentang keyakinan-keyakinan bahwa pada bulan Shafar tidak boleh melakukan pernikahan, khitan, atau semisalnya. Kami memohon penjelasan dalam masalah tersebut sesuai bimbingan syari’at islam. Semoga Allah menjaga anda sekalian.

Jawab : Keyakinan tersebut, yaitu tidak boleh melakukan pernikahan, khitan, atau semisalnya pada bulan Shafar merupakan salah satu bentuk perbuatan menganggap sial bulan tersebut. Perbuatan menganggap sial bulan-bulan tertentu, hari-hari tertentu, burung atau hewan-hewan tertentu lainnya adalah perbuatan yang tidak boleh.

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah bersabda:

لا ىَوْدَعَ وَلا َةَرَيِطَ‏‎ ‎وَلا َةَّماَهَ وَلاَ صَفَرَ

“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Shafar.” (HR. Al-Bukhari 5437, Muslim 2220, Abu Dawud 3911, Ahmad II/327)

Menganggap sial bulan Shafar sekaligus termasuk salah satu jenis “tathayyur” yang terlarang. Itu termasuk amalan jahiliyyah yang telah dibatalkan (dihapuskan) oleh Islam.

وبالله التوفيق‎ ‎‏. وصلى الله على نبينا محمد، وآله‎ ‎وصحبه وسلم .

(Fatwa no. 10.775)

Anggota: Asy -Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayyan
Wakil Ketua: Asy-Syaikh ‘Abdurrazzaq ‘Afifi
Ketua: Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz

Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah Bin Baz rahimahullah (Mufti Umum Kerajaan Saudi ‘Arabia)

Pertanyaan : “Banyak orang berkata bahwa bulan Shafar adalah bulan sial. Sebagian orang awam menganggap sial bulan tersebut dalam banyak perkara. Contohnya, mereka meyakini tidak boleh melakukan akad nikah pada bulan tersebut. Demikian sebagian orang meyakini bahwa dalam acara akad nikah tidak boleh mematahkan kayu, atau mengikat tali, atau menyilangkan jari-jemari, karena hal-hal tersebut bisa menyebabkan kesialan pada pernikahan tersebut dan tidak akurnya kedua mempelai. Karena permasalahan ini sangat terkait dengan aqidah, maka kami memohon nasehat dan penjelasan hukum syar’i. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi taufiq kita semua kepada apa yang Ia cintai dan Ia ridhai.

Jawab : Menganggap sial bulan Shafar termasuk kebiasaan jahiliyyah. Perbuatan itu tidak boleh. Bulan (Shafar) tersebut seperti kondisi bulan-bulan lainnya. Padanya ada kebaikan, ada juga kejelekan. Kebaikan yang ada datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sedangkan kejelekan yang ada terjadi dengan taqdir-Nya. Telah sah riwayat dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bahwa beliau telah membatalkan keyakinan sialnya bulan Shafar. Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

لا ىَوْدَعَ وَلا َةَرَيِطَ‏‎ ‎وَلا َةَّماَهَ وَلاَ صَفَرَ

“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan pada bulan Shafar.” (HR. Al-Bukhari 5437, Muslim 2220, Abu Dawud 3911, Ahmad II/327)

Hadits ini telah disepakati keshahihannya. Demikian juga menganggap sial perbuatan menyilangkan jari-jemari, atau mematahkan kayu, atau semisalnya ketika akad nikah, merupakan perbuatan yang tidak ada dasarnya, tidak boleh meyakini hal tersebut.

Bahkan itu merupakan keyakinan yang batil. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan taufiq kepada kita semua. (Dipublikasikan di majalah “Ad-Da’wah” edisi 1641, tanggal 18 Muharram 1419 H. Tercantum dalam Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah XXVIII/356-357)

(Sumber: www.assalafy.org)

Lihat: http://buletinassalaf.wordpress.com/2009/02/20/benarkah-bulan-shafar-bulan-sial/

blogger templates | Make Money Online